Gowa, Celebesindo.com- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) berkomitmen untuk mendorong keterlibatan petani muda dalam mengembangkan pertanian modern. Hal ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional sebagaimana dirancang oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Mentan Amran mengungkapkan bahwa sektor pertanian Indonesia sedang mengalami transformasi besar-besaran. Dalam upaya mencetak petani milenial dari generasi Z, Kementan berfokus pada peralihan dari sistem pertanian tradisional menuju pertanian modern yang lebih efisien.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan urgensi keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian.
"Petani-petani kita kini semakin menua, sementara kebutuhan pangan terus meningkat. Oleh karena itu, regenerasi petani sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional," ujar Santi.
Untuk itu, BPPSDMP Kementan menggelar Pertemuan Koordinasi Peningkatan Kapasitas Petani dalam Manajemen Usaha Tani melalui program READSI, berlangsung dari 18 hingga 20 September 2024 di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku. Kegiatan bertujuan memperkenalkan konsep pertanian modern dan berkelanjutan kepada petani muda.
Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mendorong petani muda agar lebih aktif dalam mengelola budidaya pertanian dan peternakan menggunakan teknologi modern, termasuk Internet of Things (IoT).
"Kami ingin memperkenalkan peran strategis petani milenial dalam program pembangunan pertanian yang lebih inovatif," kata Siti Munifah saat memberikan sambutan pada Pertemuan Koordinasi Peningkatan Kapasitas Petani dalam Manajemen Usaha Tani melalui program READSI, di BBPP Batangkulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (18/9).
Di akhir sambutannya, Siti Munifah menyampaikan harapan dari Presiden terpilih dan Menteri Pertanian agar sektor pertanian mampu tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berpotensi untuk ekspor.
Sementara itu, Ketua Kelompok Penyelenggaraan, Kelembagaan, dan Ketenagaan Pelatihan BPPSDMP Kementan sekaligus Manajer READSI, Andi Amal Hayat Makmur, menginformasikan bahwa kegiatan ini adalah hasil kolaborasi Program READSI, BBPP Batangkaluku, dan Universitas Hasanuddin.
"READSI merupakan program yang dinilai sukses dalam pemberdayaan petani tidak hanya berskala kecil, melainkan juga dianggap dapat mendukung upaya bangsa dalam meningkatkan ketahanan pangan," kata Andi Amal.
Kebermanfaatan READSI, lanjut Andi Amal, tidak hanya menyentuh satu subsektor namun banyak subsektor lainnya.
"Salah satu peningkatan kapasitas petani adalah perluasan subsektor yang tidak hanya ketahanan pangan, perkebunan dan hortikultura, melainkan perluasan subsektor seperti peternakan yang juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.
Sebagai informasi, kegiatan ini diikuti oleh 60 petani program READSI di wilayah Sulsel, yang berasal dari Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur dengan jumlah masing-masing 20 orang. Peserta akan mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan budidaya peternakan ayam buras dari para praktisi dan akademisi.
Dengan inisiatif ini, diharapkan generasi muda Indonesia tidak hanya mampu berkontribusi dalam ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani melalui inovasi dan teknologi yang tepat guna.