Soppeng, Celebesindo.com, Andi Ahmad Saransi asal Bugis Soppeng menyampaikan kata Bijak Bugis "Pura Babbarra' Sompekku, Pura Tangkisi' Golikku, Ulebbirenni Tellengngè Nato'waliè", Ahad (14/7/2024).
Menurut Budayawan Sulawesi Selatan ini bahwa "Kata bijak tersebut di atas mengandung makna mendalam tentang kehati-hatian dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Dalam bahasa Indonesia, ungkapan ini dapat diartikan sebagai, "Layarku sudah terkembang, kemudiku sudah terpasang, lebih baik tenggelam daripada kembali."
Ungkapan ini mencerminkan filosofi dan nilai-nilai hidup masyarakat Bugis yang dikenal dengan ketekunan dan kecermatan mereka, terutama dalam hal pelayaran. Orang Bugis, yang merupakan pelaut ulung, selalu memastikan bahwa segala sesuatunya siap dan dalam kondisi prima sebelum memulai pelayaran. Ini mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap tiang kapal, jangkar, dan tali temali. Setiap aspek teknis kapal diperiksa dengan teliti untuk memastikan bahwa tidak ada hal yang terlewat dan semuanya berfungsi dengan baik.
Selain itu, waktu dan musim menjadi pertimbangan penting. Pelaut Bugis tidak sembarangan memulai pelayaran; mereka memilih waktu yang tepat berdasarkan lontara Pananrang yaitu mengenai keadaan cuaca dan musim untuk menghindari risiko dan memastikan keselamatan perjalanan. Ini menunjukkan tingkat kecerdasan (acca) dan pertimbangan matang yang mereka terapkan dalam setiap keputusan.
Prinsip ini mengajarkan kita tentang pentingnya persiapan yang matang dan kehati-hatian dalam segala hal. Ketika seseorang telah memutuskan untuk memulai suatu perjalanan atau kegiatan, mereka harus memastikan bahwa semua persiapan telah dilakukan dengan sempurna. Jika segala sesuatu telah dipersiapkan dengan baik namun keadaan yang dihadapi tidak sesuai harapan, maka lebih baik untuk menghadapi risiko tersebut daripada kembali ke titik awal tanpa pernah mencoba.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, ungkapan ini mengajak kita untuk berani mengambil keputusan dengan persiapan yang matang. Itu berarti kita harus bersiap dengan baik sebelum menghadapi tantangan, dan jika segala sesuatunya sudah siap, kita harus siap menghadapi risiko dan tantangan yang mungkin terjadi daripada mundur.
Dengan demikian, kata bijak ini tidak hanya relevan bagi pelaut Bugis tetapi juga bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, mengajarkan kita tentang pentingnya persiapan, kehati-hatian, dan keberanian dalam menghadapi ketidakpastian.