Soppeng, Celebesindo.com,-Satuan Pendidikan yang tergabung dalam Gugus 2 Wilayah II Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Kamis (16/6/2022).
Sosialisasi ini mengusung tema "Dengan Implementasi Kurikulum Merdeka Bersama Maju Menuju Merdeka Belajar" di Aula SDN. 1 La Mappoloware Soppeng yang diikuti peserta sosialisasi Guru Kelas 1 dan 4, Guru PAI, Guru PJOK, dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S).
Ketua KKG Gugus 2 Wilayah II Kec. Lalabata Erni Ramadani, S.Pd memandu jalannya acara pembukaan IKM dalam hal ini dibuka oleh Kadis Dikbud Soppeng yang diwakili oleh Dr. Nur Alim, M.Pd (Kepala Bidang Dikdas Dikbud Soppeng) didampingi oleh Rusdi, S.Pd.,M.Si (Kasi Kurikulum Dikbud) selaku ketua team sosialisasi IKM, Agus Arif, S.Pd.,M.Pd. (Pengawas Tk.SD Wil.2 Lalabata), Jamaluddin, S.Pd.,M.Si (Koordinator UPTD Pendidikan Kec.Lalabata), Yuliawati, S.Pd (Ketua Gugus 2 Lalabata), Kedua Narasumber sosialisasi IKM Sudirman, S.Sos.,S.Pd.,M.Si dan Asrianto, S.Pd.,M.Pd.
Dr. Nur Alim, M.Pd dalam sambutannya pada pembukaan sosialisasi IKM mengatakan bahwa begitu pentingnya kegiatan sosialasi IKM bagi para guru dikarenakan masih belum adanya diklat IKM yang diselenggarakan Dinas Pendidikan setempat, sejauh ini sebagian guru hanya mendapat sosialisasi lewat media online saja sehingga masih banyak yang belum dipahami tentang kurikulum baru ini.
Olehnya itu, kepada para peserta sosialisasi IKM kiranya dapat diikuti dan dicermati dengan baik seperti apa gambaran Kurikulum Merdeka yang akan diimplementasikan secara bertahap nantinya.
Dikatakan pula bahwa, Para guru di satuan pendidikan juga dituntut untuk menerima kehadiran kurikulum merdeka dan menyiapkan diri dengan perubahan ini.
Kurikulum memang sudah sewajarnya berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan Kurikulum Merdeka dianggap sebagai kurikulum yang paling sesuai dengan kondisi saat ini. Ucap Dr. Nur Alim.
Sementara itu, salah satu narasumber sosialisasi Sudirman, S.Pd.,M.Si dalam paparannya mengatakan bahwa konsep Kurikulum Merdeka mengambil dasar dari kemerdekaan dalam belajar yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Dalam kutipan yang disampaikannya menyatakan bahwa kemerdekaan hendaknya dikarenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu dipelopori, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain.
“Akan tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri,” kutipnya.
Dilanjutkan narasumber kedua Asrianto, S.Pd,M.Pd dalam pejelasannya mengatakan bahwa IKM ini akan diterapkan secara bertahap dan ditargetkan pada tahun 2024 semua sekolah di semua jenjang pendidikan sudah menerapkan IKM.
Untuk saat ini sekolah diberikan 3 pilihan yaitu : 1. Mandiri Belajar yaitu sekolah masih menerapkan Kurikulum 2013 dengan mengadopsi beberapa bagian Kurikulum Merdeka; 2. Mandiri Berubah yaitu sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang telah disediakan; 3. Mandiri Berbagi yaitu Sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajarnya.
Dalam tahapan IKM di tahun depan, selain kelas 1 dan 4 yang lainnya masih menggunakan Kurikulum 2013 yang ditambah dengan beberapa bagian Kurikulum Merdeka seperti projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Pembelajaran berbasis projek. Nantinya peserta didik tingkat SD akan membuat minimal satu projek pertahun.
Pembuatan projek dapat dikolaborasikan dengan beberapa mapel (mata pelajaran) sehingga satu projek dapat diambil nilai untuk beberapa mapel yang terkait. Pada kurikulum merdeka juga kembali diajarkannya mapel Informatika yang sempat dihapus dalam kurikulum 2013.
Published : ARS