SBB La Temmamala Soppeng Luluskan 37 Peserta pada "Mappanretemme" Angkatan VI 2022 di Sao Mario Batu-batu Soppeng -->


 

Translate


SBB La Temmamala Soppeng Luluskan 37 Peserta pada "Mappanretemme" Angkatan VI 2022 di Sao Mario Batu-batu Soppeng

CELEBESINDO
Sabtu, 05 Maret 2022


Soppeng, Celebesindo.com,-Sekolah Budaya Bugis (SBB) La Temmamala Kabupaten Soppeng mewisuda peserta Diklat Bahasa dan Budaya Bugis Angkatan VI Tahun 2022 pada kegiatan ‘Mappanretemme’, yang dirangkaikan dengan Peringatan Isra Miraj Nabi Besar Muhammad SAW diselenggarakan di Baruga Sao Mario (Bola SiratuE) Batu-batu Kecamatan Marioriawa Sabtu, 05 Maret 2022.

Kegiatan Wisuda / Mappanretemme' dihadiri Bupati Soppeng diwakilkan, Ketua DPRD Kab. Soppeng diwakilkan, Anggota DPD-MPR RI sekaligus Pembina Yayasan Sulapa EppaE Sulsel, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Soppeng, Kepala Bidang Kebudayaan, Ketua Majelis Raja-raja Sultan (Mars) Kab. Soppeng, Ketua Yayasan Sulapa EppaE, Fasilitator/Anreguru SBB La Temmamala Soppeng, Koordinator Wilayah UPTD dan Pengawas se-Kab.Soppeng, Kepala Sekolah peserta sebagai pendamping, Pengelolah SBB Latiringeng totaba Wajo, dan Alumni SBB La Temmamala.


Kepala SBB La Temmamala Soppeng Dr. Karim, M.Pd sekaligus Kabid. Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Soppeng menyampaikan laporannya sebagai Ketua Panitia Wisuda peserta Pendidikan Non Formal di Sekolah Budaya Bugis (SBB) La Temmamala Kab. Soppeng yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Soppeng bekerjasama dengan Yayasan Sulapa EppaE memaparkan bahwa Proses Diklat Bahasa dan Budaya Bugis Angkatan VI tahun 2022 dimulai pada tanggal 22 Oktober 2021 sampai 12 Februari 2022 telah menempuh 90 jam pelajaran dari materi Aksara dan Bahasa Bugis, Sejarah Bugis, Budaya Pangadereng Bugis, Seni Tradisional Bugis, Sekolah Alam, dan Praktek dengan jumlah 40 peserta dan dinyatakan Lulus dengan predikat Memuaskan sebanyak 37 peserta, dan 3 orang peserta dinyatakan tidak lulus karena tidak memenuhi kriteria. Dari 37 peserta yang lulus keluar sebagai peserta lulusan terbaik yakni, 1. Sri Eka Putri (SDN Bulu)
2. Nurlina (SDN Paowe), 3. Sultan (SDN Umpungeng).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Soppeng Andi Sumangerukka, SE., S.Sos., M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa saya, atas nama Pemerintah Daerah dan Secara Pribadi, mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pembina Yayasan Sulapa Eppae Sulawesi Selatan, Bapak DR.H.AJIEP PADINDANG, SE, MM., sebagai Perintis dan Penggerak Gerakan Pemajuan Kebudayaan melalui Sekolah Budaya Bugis, yang juga sebagai Anggota DPD MPR RI. Dan saya juga menyampaikan terimakasih kepada, Pengelola Sekolah Budaya Bugis La Temmamala yang telah menghadirkan acara ‘Mappanretemme’ Angkatan VI Sekolah Budaya Bugis (SBB) Latemmamala Kab. Soppeng Tahun 2022 sebagai Tanda berakhirnya Pendidikan dan Pelatihan Budaya dan Bahasa yang bertujuan untuk melestarikan Budaya, adat istiadat dan mempertahankan Bahasa Daerah Bugis di Kabupaten Soppeng. Semoga kegiatan ini dapat menjadi media ‘penyambung’ pelestarian nilai-nilai budaya kita sebagai potensi kearifan lokal yang dapat membangun karakter generasi muda kita.

‘Mappanretemme’ Angkatan VI Sekolah Budaya Bugis (SBB) La Temmamala Kab. Soppeng 2022 ini tentu memiliki banyak tantangan terutamanya dengan adanya Pandemi Covid 19 yang belum berakhir, sehingga memerlukan pemikiran yang matang, persatuan dan kerjasama yang ikhlas dari penyelenggara. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah tentu sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga semuanya dapat berjalan lancar sesuai rencana kita semua.


Selanjutnya, Kegiatan di Sekolah Budaya kita ini dapat menjadi salah satu Penggerak Pemajuan Budaya Daerah dan Budaya Nasional. Alumninya dapat menunjukkan apa-apa yang telah diperolehnya dengan mengimbaskannya kepada peserta didik di sekolah masing-masing dan di masyarakat sekitarnya, sehingga kebudayaan kita sebagai potensi kearifan lokal kita dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat kita secara luas. Artinya, pengetahuan budaya, adat istiadat, tradisi dan Bahasa serta sastra merupakan potensi lokal yang perlu diterapkan untuk membangun karakter dan identitas generasi muda yang banyak diperrbincangkan akhir-akhir ini. Oleh karena itu, peran alumni Sekolah Budaya Bugis ini memiliki makna yang amat luar biasa bagi anak-anak dan generasi muda kita.

Mari imbaskan budaya lokal kita secara maksimal kepada mereka. Tentu materi tentang budaya dan Bahasa lokal tidak semuanya dapat diperoleh sekaligus pada pelatihan, tetapi alumni perlu terus belajar secara mandiri untuk mengembangkan potensi diri terkait dengan kebudayaan nasional dan lokal, penguasaan terhadap pendidikan global, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara terintegrasi.

Terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah berjuang dan berkorban sekuat tenaga untuk sampai pada acara ‘Mappanretemme’ ini. Kami yakini kegiatan ini tidak mudah. Pengorbanan kalian sebagai wujud kecintaan terhadap budaya, bahasa, adat, tradisi dan potensi lokal lainnya yang dimiliki oleh orang Bugis. Ini juga menunjukkan dukungan kita kepada pemerintah dalam peletarian budaya dan pemertahanan Bahasa daerah secara bersama-sama. Setelah melewati acara ‘Mappanreteme’ ini, tentu seluruh peserta diharapkan menunjukkan sifat kolaboratif dan solidaritasnya bersama dalam mengabdikan diri kepada daerah, bangsa dan negara tercinta ini.

Tetaplah bangun sikap yassissoppengi di bawah panji kerjasama, kebersamaan, dan kesetaraan, Sirui Menre, tessirui No. Menre Mallongi-longi topada sitiroang deceng. Sebagai orang Bugis di daerah Bugis, wajib hukumnya mempertahankan budaya dan bahasa Bugis di tengah-tengah serangan budaya dan bahasa asing. Di era global ini, diperlukan kepekaan, tanggap dan responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimanika globalisasi yang luarbiasa cepat menuntut kita untuk terus belajar, membekali diri dengan kemampuan abad 21, walaupun tetap melestarikan budaya dan Bahasa yang kita miliki.

Ini juga tentu menjadi salah satu bagian untuk meningkatkan sumber daya manusia Kabupaten Soppeng yang melayani, maju dan sejahtera. Pada kesempatan ini, kami mengajak untuk bersama-sama berjuang untuk menginspirasi dan mengedukasi masyarakat untuk melawan Covid19 dengan tetap menggunakan masker dan mengikuti vaksinasi. Kita semua dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat sekitar.

Selamat kepada Seluruh Warga Belajar yang akan dipanretemme pada hari ini. Semoga ilmu yang diperolehnya dapat dimanfaatkan bagi diri sendiri, keluarga, daerah, bangsa dan negara. Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita semua.


Dalam sambutan Pembina Yayasan Sulapa EppaE Dr. H. Ajiep Padindang, SE.,MM mengatakan dan menyerukan kepada peserta Wisudawan dan Wisudawati (Mappanretemme) mari bersama sama untuk terus bergerak dalam pelestarian budaya terutama pada penumbuhan budi pekerti yang salah satu aspek penunjangnya adalah gerakan literasi masih sangat perlu digalakkan. Terutama tentang literasi budaya.

Sayangnya, implementasi literasi budaya belum begitu tampak dipermukaan. Perlu terobosan yang konkret untuk mengurai akar masalahnya. Salah satunya, melalui kegiatan kelas literasi budaya. Karena literasi budaya diartikan sebagai kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa.

Memahami berarti setiap warga negara selayaknya mengenal secara detail akan budayanya. Sementara bersikap artinya menjunjung tinggi sikap toleransi antar budaya di Indonesia. Ini penting. Mengingat bangsa Indonesia memiliki begitu banyak budaya daerah. Dari suku bangsa, bahasa, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan hingga lapisan sosial. 

Jika benar memperlakukannya maka kebudayaan daerah itu akan menjadi kekuatan kebudayaan bangsa. Namun, jika salah dalam mengambil langkah, kebudayaan daerah tersebut menjadi celah dalam perpecahan bangsa. Maka, kemampuan akan memahami dan bersikap mengenai budaya daerah sangat perlu mendapat perhatian yang tinggi. Terutama, perlu ditanamkan sejak dini. Nah, ini tugas kita semua terutama kepada Alumni SBB La Temmamala Soppeng.

Oleh sebab itu, pembudayaan kegiatan yang dapat memberikan pemahaman yang lebih utuh tentang budaya bangsa serta melatih sikap toleransi antar budaya harus terus digalakkan. Baik dalam pendidikan di kelas, sekolah dan masyarakat. Apalagi, melalui kegiatan kelas literasi budaya.

Published : ARS