Sejenak kududuk istrahat di samping salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Kota Watansoppeng sambil memalingkan muka kesegala arah memperhatikan orang-orang yang sedang beraktifitas.
Suara kendaraan yang lalu lalang di jalan raya menambah suasana panasnya terik matahari makin berasa, kulepas jaket sambil ngibaskan ke tubuh untuk menyejukkan suhu badan, pelan-pelan perasaan jadi adem.
Tampak dari jauh seorang anak kecil menenteng gitar kecilnya sedang mengayuhkan langkahnya ke arah di mana tempat saya duduk istrahat, sesampainya di hadapanku dia pun langsung pasang posisi, atur nada lanjut dengan melantunkan sebuah lagu jaman sekarang.
Saya pun ikut berdendang dengan gerakan seok-seok refleks sambil mengikuti lirik demi lirik dengan gerakan bibir lifshyng seolah olah jadi vocalis dari petikan gitarnya, hmmmm...lumayan terasa terhibur dan cukup menyejukkan suasana rasa gerah.
Seusai satu buah lagu dinyanyikan, sang anak pun mengambil topi dari kepalanya lalu ditengadahkan sambil mengarahkan ke semua orang-orang yang ada di sekitaran saya, sesampai didepanku, saya tidak langsung menyuguhkan uang receh, saya ajak si anak ini ngobrol sebentar.
Orang-orang disekitar saya ikut memperhatikan apa yang saya obrolkan. Dek, masih sekolah ya?. Iya Om, masih!. Ujarnya. Sudah kelas berapa?. Udah kelas 5 Om! Sekolah dimana? Disalah satu sekolah di sini Om!. Oooo.! Boleh gak nyanyikan 1 buah lagu lagi, nanti saya kasi lebih recehannya!, pintaku. Boleh om, Lagu apa?
Saya sempat terdiam sambil menerawang dan berpikir, lagu apa yang harus dinyanyikan lagu berikutnya sama anak ini.
"Dek, aku minta nyanyikan lagu Nasional, boleh kan.!? Orang-orang disekitaran saya tertawa, entah apakah lucu permintaan saya atau gimana.
Anak ini tidak langsung jawab permintaanku, "Maaf om, saya belum bisa iringi lagu Nasional dengan gitar". Ujarnya!.
Oo gak apa apa, yang penting nyanyi.! Si anak ini pun terdiam sejenak, "lagu Nasional ya om?" Ujarnya lagi. "iya".!
Ia pun mulai bernyanyi, bait 1 dan 2 masih lancar, bait berikutnya ia mulai terbatah batah sampai dia gak tau sama sekali. Nyanyiannya pun terhenti, tampak mimiknya berusaha untuk mengingat syairnya namun tidak bisa juga, kubilang yaa kalau memang belum bisa hafal jangan dipaksakan.
Tapi lain kali diusahakan dihafal lagu ini ya krn ini lagu-lagu Nasional kita sebagai warga Indonesia. "Iya om.! ujarnya.
Lalu saya ajukan satu pertanyaan sama anak ini tentang kewarganegaraan. Sampai sampai dia gak bisa jawab, aku pun gak terlalu menuntut untuk dia jawab.
Langsung saja saya alihkan suasana dengan memberikan uang recehan lebih kepada si anak ini sesuai kesepakatan sebelumnya.
Setelah dia menerima, ia bergegas beranjak pergi meninggalkan kerumunan sesekali dia menoleh ke arahku dengan tatapan sendu seolah olah dia merasa bersalah terhadap dirinya sendiri karna permintaan dari saya tidak maksimal dia bawakan, namun dibalik tatapannya saya balas dengan memberi acungan 2 jempol dari jauh sebagai apresiasi sudah menghibur kami, ia pun melangkah dengan ploong setelah melihat respon jempol dari saya.
Setelah lepas dari pandanganku sama anak itu, kuterdiam sejenak memikirkan kejadian barusan sama anak ini tadi.
Ooo ada apa kok anak ini sampai gak bisa menghafal dan tidak tau permintaan serta pertanyaanku tadi.
Apa penyebabnya, apakah karna lingkungannya, atau..!?
hmmmm M I R I S S
Diakhir tulisan singkatku ini, Marilah kita mulai dari sekarang bisa menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri dan jiwa kita untuk memajukan bangsa kita tercinta, menumbuhkan rasa cinta Indonesia, contoh ringan saja menghafalkan lagu lagu nasional, dll.
Menanamkan nilai pancasila yang sejak dulu sudah ada, Menerapkan dan mengamalkannya yang terkandung didalam tubuh Pancasila dan UUD 1945, Menegakkan Hukum yang seadil-adilnya dan sejujur-jujurnya jangan yang kaya punya uang banyak meskipun salah tapi tetap dibenarkan, yang miskin gak punya uang meskipun benar tapi disalahkan.
Zaman mungkin saja boleh berubah dengan seiring berjalannya waktu, tapi rasa cinta indonesia dan nasionalisme harus tetap ada dalam jiwa generasi muda indobesia.