Bupati Soppeng Buka Acara Temu Karya Ilmiah di Desa Umpungeng Oleh TKI MAI Angk.37, Ini Yang Akan Dilakukan -->


 

Translate


Bupati Soppeng Buka Acara Temu Karya Ilmiah di Desa Umpungeng Oleh TKI MAI Angk.37, Ini Yang Akan Dilakukan

CELEBESINDO
Kamis, 02 September 2021

Bupati Soppeng (tengah) bersama TKI MAI di titik nol Indonesia di Desa Umpungeng. (Ist).

Soppeng (Sulsel), Celebesindo.com,-Bupati Soppeng H.Andi Kaswadi Razak memperkenalkan titik Nol (zero) Indonesia di momen kegiatan Road To Umpungeng oleh Forum Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur Indonesia (TKI MAI) Angkatan-37 di Dusun Umpungeng, Desa Umpungeng, Kecamatan Lalabata, Rabu, 1 September 2021, pukul 20.00 Wita.

Dalam kegiatan tersebut Bupati Soppeng, H.A.Kaswadi Razak yang membuka secara resmi kegiatan TKI MAI yang dihadiri oleh sejumlah tokoh adat, Kepala Desa Umpungeng, Kadis Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Kadis Pol PP dan damkar, Kepala Dusun Umpungeng serta tokoh masyarakat.


Bupati Soppeng dalam sambutannya mengatakan, "Pemerintah daerah menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada panitia yang telah menginisiasi dan meyakinkan teman-temannya untuk menentukan lokasi ini menjadi tujuan kegiatan kita, ujarnya.

"Kami sampaikan selamat datang di titik tengah Indonesia, dimana ada beberapa hikmah yang didapatkan, katanya.

Kata Dia, "Minimal kita dapat merasakan bagaimana kehidupan kakek nenek kita dulu yang hidup di daerah pegunungan yang gelap gulita dan masih menggunakan obor dan jika ingin ke kampung lain mereka harus berjalan kaki, urai Bupati Soppeng yang sangat menghormati adat istiadat dan sejarah leluhur ini.

Bupati Soppeng saat memperlihatkan peta jelajah Desa Umpungeng (Ist).

Lanjut dikatakan, "Dengan semangat tinggi yang dimiliki itu (para leluhur) sehingga dapat melahirkan generasi tangguh seperti ini, tentu yang harus kita lakukan adalah bagaimana menjadi manusia terbaik, terangnya.

"Saya ingin mengangkat karya-karya orang tua kita, menjadi kebanggaan bukan hanya untuk masyarakat Umpungeng tapi juga untuk masyarakat Indonesia karena tidak semua daerah memiliki sejarah seperti ini, paparnya.

"Semoga adik-adik dapat merasakan sendiri apa yang ada di dusun Umpungeng ini mulai dari sejarahnya, imbuh Bupati Soppeng mengenang sejarah leluhur.

"Insya Allah kami akan mengembalikan sejarahnya dan mungkin diantara kita ada yang memiliki masukan kemudian diterjemahkan dalam bentuk sebuah karya.

"Karena ini merupakan suatu hal yang membanggakan dan bisa saja karya itu dapat menjadi inovasi yang nantinya dapat menjadi hak paten kita, jelas' Bupati Andi Kaswadi Razak.


"Oleh karena itu, saya ingin adik-adik mencari sumber yang banyak disini dan semoga apa yang didapat bisa menjadi bahan diskusi untuk kita semua serta dapat bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi kenangan indah, karena saya yakin bahwa sesuatu yang baik akan lama dilupakan, pungkasnya.


Bupati Soppeng HA.Kaswadi Razak saat bersama mahasiswa arsitektur seluruh Indonesia di titik nol Indonesia Desa Umpungeng Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng (Ist).

Sementara itu Kepala Desa Umpungen Shalahuddin, S.Ag dalam sambutannya mengucapkan "Selamat datang kepada Bupati Soppeng dan semuanya yang telah datang di desa kami.

"Semoga semuanya dapat bersahabat dengan lingkungan disini serta dapat berbaur dengan masyarakat yang ada di dusun Umpungen dimana kita kenal bahwa Desa Umpungeng memiliki Titik Nol Indonesia, tandasnya.

Dikegiatan yang sama, Ketua Umum TKI MAI Sulawesi Selatan, Nur Ainun dalam laporannya mengatakan, "Dalam acara ini, saya ucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah berpartisipasi dan mensukseskan kegiatan ini, semoga kegiatan ini dapat bermanfaat, baik dalam bidang arsitektur maupun untuk masyarakat sekitar.

Menurutnya, "Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini yakni sebanyak 120 orang yang berasal dari Mahasiswa Arsitektur seluruh Indonesia.

"Tujuan Utama dari kegiatan ini adalah untuk silaturahmi antar mahasiswa arsitektur seluruh indonesia, dan karena ini adalah sebuah forum temu karya ilmiah, maka TKI-MAI datang ke suatu daerah untuk mengembangkan daerah dalam segi arsitektur, serta memberikan bantuan kepada masyarakat apa yang dibutuhkan sesuai dengan fokus belajar seperti penataan lingkungan, mengedukasi warga tentang arsitektur sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat bahwa TKI MAI ada, karena awalnya TKI MAI adalah Musyawarah Nasional tapi dengan adanya Tri Dharma Perguruan Tinggi, TKI MAI membuat segiatan pengabdian masyarakat dan workshop seiring perkembangan saman, jelasnya menutup. (Red/SR).