Ir. Erman Asnawi Kadis Peternakan Kabupaten Soppeng (Foto Hendra)
Soppeng (Sulsel), Celebesindo.com, - Berawal dari keprihatinan dalam sistem bagi-bagi ayam yang tidak selalu berhasil sehingga Dinas Peternakan kabupaten Soppeng dibawah kepemimpinan Ir. Erman Asnawi akan penggelar pelatihan Vaksinator kepada masyarakat serta peluncuran program kegiatan sejuta vaksin.
Hal itu dibeberkan oleh Naharuddin, S.Pd, SE, M.Si saat di temui disebuah warkop di kota Watansoppeng, Rabu (30/9/2020)
Naharuddin, Kadis Peternakan Ir. Erman Asnawi, dan Ir. Haeruddin Kabid Peternakan (Foto Hendra).
Kata Nahar, sapaan akrab Naharuddin seorang pelaku peternak ayam, kambing dan sapi dari Desa Lompulle Kecamatan Ganra bahwa hal itu saat dirinya bersama rekannya Abdul Asis dan Hendra bincang bersama Kadis Peternakan kabupaten Soppeng diruang kerjanya pada senin yang lalu (28/9/2020).
Nahar yang juga dikenal pelopor pengembang pupuk organik dengan berbagai inovasi ini menjelaskan bahwa fenomena yang diamati oleh Kadis Peternakan kabupaten Soppeng yang selama ini terkait sistem bagi-bagi ayam itu, ternyata tidak selalu berhasil karena katanya, yang 1. Ayam itu butuh adaptasi yang tadinya misalnya dibawah dari kampung A ke kampung B akhirnya terkadang ayamnya cepat mati, jadi fenomena dilapangan kadang-kadang ayam masyarakat juga ikut mati sehingga Kadis Peternakan berinisiatif bagaimana caranya supaya ayam buras itu bisa berkembang dengan baik karena faktanya ayam buras dan ayam kampung banyak di masyarakat cuma salah satu fenomenanya sering mati karena sering terkena penyakit Ditero. Ungkap Ir. Erman Asnawi alumnus Fakultas Peternakan IPB Bogor ini.
Kata Dia, Dengan seringnya penyakit tersebut melanda ayam masyarakat sehingga masyarakat akan mencari petugas vaksin dari dinas peternakan, Meskipun sebenarnya pekerjaan Vaksinator itu bukan hal yang susah namun demikian untuk memudahkan hal itu maka kedepan dinas Peternakan kabupaten soppeng akan melatih masyarakat menjadi Vaksinator dengan menyiapkan peralatannya. Ujar Erman anak ketiga dari bapak Asnawi salah satu tokoh pendidik kabupaten Soppeng.
Kadis Peternakan mengungkapkan bahwa Kedepan pihaknya akan siapkan sejuta vaksin dengan 1 juta Dosis, jadi siapapun masyarakat yang ingin menyuntik ayamnya nanti pihaknya akan memberikan pelatihan dengan dibekali spoit, vaksin jadi mereka bisa vaksin sendiri nanti ayamnya, dengan harapan tidak lagi semata-mata mengharapkan petugas peternakan dan juga ini sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat. Tutur Erman dihadapan Naharuddin dan rekannya.
Harapan kedua lanjut Erman, mungkin masyarakat itu nantinya bisa menjadikan dirinya sebagai petugas vaksinator dengan keliling ke rumah-rumah dan mungkin ada masyarakat yang bisa menjadikannya sebuah pekerjaan. Jelasnya.
Sementara harapan untuk jangka panjangnya, jika ayam sudah berkembang nanti kemudian pihak kami akan menyediakan mesin retas, bisa 1 desa 1 mesin yang bisa dipakai ganti-gantian, hal ini agar ayam tidak lagi kerami telurnya yang membutuhkan waktu selama 21 hari yang kemudian diasuh lagi anaknya yang terkadang anak ayam itu biasanya ada yang mati, kurang makan atau kena hujan, terangnya.
Oleh sebab itu jika sudah ada mesin retas ini dan ayamnya sudah ada beberapa maka ayam tetangga juga bisa gabung untuk menggunakan mesin retas ini sehingga induknya bisa bertelur lagi dengan tidak lagi terganggu dengan anaknya.
Setelah sudah diretaskan tinggal dilihat apakah dalam bentuk DOC atau ada lagi masyarakat yang hanya ingin membesarkan, lain yang retaskan lain yang besarkan dan kembangkan yang nantinya bisa dipasarkan yang punya channel di warung-warung. Jelas Kadis Peternakan dalam perspektif sisi ekonomi.
Setelah itu juga bisa pemasokannya ke warung soppeng atau makassar dan lainnya. Tambahnya.
Lebih lanjut Kadis peternakan mencontohkan seperti di Lombok dan Bali ayam kampung diberi nama ayam betutu umur-umur 2 bulan yang dibakar sehingga banyak konsumen yang menyukainya hanya kreatif di penamaan walaupun sebenarnya hanya ayam kampung, tandasnya.
"Kalau toh dalam perkembangannya tidak bisa di jual minimal masyarakat bisa mengkonsumsi supaya anak-anak kita bisa sehat karena data yang ada konsumsi daging ikan rendah di Soppeng, daging ayam apa lagi, kasihan generasi kita nantinya.
Meskipun banyak yang memelihara ayam misalkan di desa-desa, namun kadang nanti ada pesta baru makan ayam, urainya.
"Jadi mulai dari yang sederhana saja biaya pun tidak terlalu mahal dengan 1 juta vaksin nanti bisa untuk 1 kabupaten soppeng itu dalam program Pabeta dengan harapan bisa memberdayakan masyarakat yang disandingkan dengan program mappideceng.
Jadi degan adanya program ini jangan kita diam saja ketika ayam kita mati, harus berpikir, oleh sebab itu jika sudah ada mesin retas, ada yang membesarkan, ada yang memasarkan sehingga ada peningkatan nilai ekonomi di masyarakat.
Kedepan dalam program Pabeta nanti kita latih minimal masyarakat 1 orang 1 desa dengan harapan bisa menjadi lahan pekerjaan.
Jadi kesimpulannya bahwa
Pengembangan ayam buras berbasis rumah tangga ini yang disingkat PABETA untuk memotivasi masyarakat dalam mengembangkan ayam kampung. Papar Kadis Peternakan.
Terkahir dikatakan Setelah progrm PABETA nanti dapat lebih berkembang kita akan launching program Gran master atau gerakan makan telur sebutir, ujarnya menutup.